Jakarta, 07 Juli 2026.
Pasar baja domestik memiliki potensi yang sangat besar. Bila di lihat dari sisi konsumsinya, konsumsi baja nasional menunjukkan tren peningkatan setiap tahunnya. hal tersebut menjadi peluang bagi pelaku industri baja dalam negeri disamping mengoptimalkan pasar ekspor yang tetap dibutuhkan sebagai balancing.
Disisi lain, situasi perdagangan dan ekonomi global kini tengah bergejolak sebagai dampak kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kembali menaikan pemberlakuan tarif impor menjadi 50 persen khususnya untuk produk baja dan aluminium. Kebijakan tersebut turut mempengaruhi iklim industri dan perdagangan baja di dunia termasuk Indonesia walaupun tidak secara langsung.
Direktur Utama PT Krakatau Global Trading, Sugeng Pangraksa mengungkapkan, dalam situasi global saat ini, pelaku industri dalam negeri harus mampu memperkuat rantai pasok baja domestik disamping membuka pasar ekspor baru. “Kalau kita bicara permintaan baja nasional, volumenya terus meningkat setiap tahunnya. Sampai tahun 2024 diperkirakan konsumsi baja nasional mencapai 18,6 juta ton. Ini yang harus bisa dioptimalkan pelaku industri dalam negeri dengan memperkuat rantai pasok baja domestik disamping mencari pasar ekspor baru sebagai balancing”.
Ancaman dari kebijakan kenaikan tarif tidak secara langsung berimbas terhadap pasar baja domestik, namun justru datang dari masuknya produk baja dari negara lain yang tidak bisa lagi masuk ke pasar AS akibat kebijakan tersebut.
“AS sendiri kita tahu sebagai salah satu produsen besar baja dunia, produksi crude steel mereka terbesar ke-4 di dunia. Dampak kebijakan tersebut memang tidak secara langsung terhadap pasar di dalam negeri. Namun yang menjadi ancaman untuk pasar domestik yaitu ketika produk baja yang sebelumnya diekspor oleh negara lain ke AS, sekarang akan mencari pasar baru termasuk Indonesia sehingga persaingan akan semakin berat”, tambah Sugeng.
Sebagai bagian dari Krakatau Steel Group serta didukung jaringan distribusi yang luas, PT Krakatau Global Trading berkomitmen untuk terus meningkatkan perannya dalam memperluas rantai pasok dan ekosistem baja nasional maupun ekspor guna memperkuat posisi Indonesia di tengah ancaman dampak situasi global tersebut.
“Kami percaya, dengan dukungan dari Krakatau Steel dan jaringan yang kami miliki, kami akan tetap mampu memperkuat jaringan distribusi baja baik untuk pasar domestik maupun pasar ekspor. Sehingga pada akhirnya juga akan mampu memberikan dampak positif pada neraca perdagangan serta perekonomian nasional”, tutup Sugeng.